Pengelolaan Limbah Pertanian
Sebagai produk sisa atau produk buangan, limbah pertanian dapat menimbulkan dampak negatif jika tidak dikelola dengan baik. Namun, jika dikelola secara optimal, limbah pertanian akan memberikan manfaat besar. Berikut beberapa bentuk pengelolaan limbah pertanian.
Jenis Limbah Pertanian
Limbah pertanian terbagi menjadi tiga jenis, yaitu berdasarkan sumber, waktu, dan wujudnya. Berikut adalah penjelasannya.
Limbah Pertanian Berdasarkan Waktu penghasilannya
Limbah pertanian berdasarkan waktunya dibagi menjadi tiga, yaitu limbah prapanen, saat panen, limbah pascapanen.
Limbah prapanen merupakan limbah yang terkumpul sebelum atau saat hasil pertanian utama sedang diambil, seperti jamur, daun, batang, ranting tanaman, dan kotoran hewan.
Limbah saat panen merupakan limbah yang dihasilkan saat musim panen, seperti jerami jagung, jerami padi, sorgum, pelepah pisang, daun pisang, dan jerami kacang tanah.
Limbah pascapanen merupakan limbah yang terkumpul setelah proses panen, seperti kulit, darah, jeroan, tempurung kelapa, sabut kelapa, sekam kasar, dedak, meni, serta buah atau sayuran yang rusak. Limbah industri pertanian juga menjadi bagian dari limbah pascapanen. Limbah ini berasal dari pabrik atau industri pengolahan hasil pertanian.
Limbah Pertanian sebagai Pakan Ternak
Limbah pertanian, seperti jerami padi, jerami jagung, jerami kedelai, pucuk ubi kayu, jerami ubi jalar, serta jerami kacang tanah, dapat dimanfaatkan menjadi sumber makanan hewan ternak. Pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan hewan ternak dilakukan dengan mengeringkan limbah tersebut di bawah sinar matahari selama 3-4 hari. Pemanfaatan limbah pertanian sebagai sumber makanan ternak juga dapat dilakukan melalui proses fermentasi. Proses fermentasi mampu meningkatkan kandungan nutrisi pakan ternak. Fermentasi dapat dilakukan melalui penggunaan mikroorganisme penghasil enzim yang akan memecah serat kasar serta meningkatkan kandungan proteinnya.
Limbah Pertanian Berdasarkan Sumber Penghasilannya
Limbah pertanian berdasarkan sumbernya dikelompokkan menjadi limbah tanaman pangan, limbah tanaman hortikultura, limbah tanaman perkebunan, limbah peternakan, dan limbah perkotaan.
Limbah tanaman pangan berasal dari hasil pengelolaan tanaman yang menjadi bahan pangan, seperti padi, jagung, ketela pohon, kacang kedelai, kacang hijau, dan kacang tanah. Limbah tanaman pangan sering dimanfaatkan sebagai bahan baku pengelolaan pupuk atau pupuk organik. Tanaman pangan yang cocok dimanfaatkan sebagai pupuk, yaitu padi, jagung dan singkong. Limbah tanaman jagung juga dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengemasan makanan tradisional, seperti wajik dan dodol.
Sayuran dan buah-buahan yang rusak atau tidak memenuhi kualitas penjualan akan menjadi limbah pertanian. Limbah tanaman sayuran dapat berasal dari pengelolaan hasil pertanian bawang merah, bawang putih, kentang, kubis, kembang kol, wortel, lobak, kacang merah, kacang panjang, cabai, paprika, tomat, buncis, kangkung, bayam, mentimun, dan jenis sayuran lainnya. Limbah tanaman buah-buahan dapat berasal dari pengelolaan hasil pertanian alpukat, belimbing, anggur, apel, mangga, manggis, pepaya, durian, dan jenis buahan lainnya. Limbah ini dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan bahan pembuatan pupuk kompos atau pupuk organik.
Limbah tanaman perkebunan berasal dari pengelolaan hasil perkebunan, seperti kelapa, kelapa sawit, teh, kopi, cengkeh, kakao, jambu mete, dan tebu. Limbah dari hasil tanaman kelapa sawit, teh, kopi, cengkeh, kakao, jambu mete, dan tebu cocok untuk dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan pupuk organik. Sedangkan limbah dari tanaman kelapa dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan arang serta kerajinan atau bahan baku industri rumah tangga, seperti keset.
Peternakan menjadi salah satu penghasil limbah yang paling besar dan terus mengalami peningkatan seiring dengan penambahan jumlah hewan ternak. Limbah peternakan berasal dari pengelolaan sapi perah, sapi potong, kerbau, kuda, domba, kambing, babi, dan unggas. Limbah peternakan sangat cocok untuk dimanfaatkan sebagai bahan pembuahan pupuk organik atau pupuk kompos, baik dalam bentuk padat maupun cair. Limbah dari hasil pengelolaan sapih perah, sapi potong, ayam padaging, ayam buras, dan ayam petelur menjadi yang paling cocok untuk dimanfaatkan dalam pembuatan pupuk kompos. Selain itu, limbah peternakan juga dapat dimanfaatkan dalam pembuatan biogas.
Jumlah limbah di perkotaan semakin meningkat seiring dengan penambahan jumlah penduduk. Beberapa kota dengan produksi limbah tertinggi di Indonesia, yaitu Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung, dan Surakarta. Limbah organik di perkotaan ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan pupuk kompos atau pupuk organik serta bahan pembuatan bioenergi.
Limbah Pertanian sebagai Bioenergi (biogas).
Saat ini, teknologi untuk pemanfaatan limbah pertanian sebagai bahan produksi biogas telah banyak dikembangkan. Biogas merupakan gas yang dihasilkan dari proses biologi bahan organik oleh bakteri-bakteri metan. Biogas dapat diproduksi dari hasil pemanfaatan berbagai bahan organik yang dibuat bubur dan diperam selama beberapa hari sampai timbul gas. Limbah pertanian berupa batang pohon singkong, daun singkong kering, dan onggok yang dicampur dengan kotoran ternak dapat menambah sumber nitrogen dan sumber mikroorganisme biogas, yang kemudian akan diproses menjadi biogas. Biogas dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi pemanasan dan penerangan serta dimurnikan sebagai gas metan dalam tangki gas yang dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi. Dalam proses pembuatan biogas juga akan diperoleh air yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan irigasi serta lumpur yang dapat dikeringkan dan menjadi pupuk kompos. Panduan praktis dalam pembuatan biogas dapat dipelajari melalui buku berikut.
Jenis Limbah Pertanian dan Pengelolaannya – Pertanian menjadi salah satu sektor yang banyak dimanfaatkan sebagai mata pencarian oleh masyarakat Indonesia. Karena itu, akan cukup mudah untuk menemukan lahan pertanian di wilayah Indonesia. Seiring dengan hal tersebut, limbah pertanian muncul dan menjadi salah satu permasalahan dalam bidang pertanian. Limbah pertanian merupakan bagian dari hasil pengelolaan pertanian yang tersisa atau tidak diperlukan. Dengan kata lain, limbah pertanian merupakan sampah atau produk buangan dari hasil pertanian.
Limbah Pertanian sebagai Pakan Ternak
Limbah pertanian, seperti jerami padi, jerami jagung, jerami kedelai, pucuk ubi kayu, jerami ubi jalar, serta jerami kacang tanah, dapat dimanfaatkan menjadi sumber makanan hewan ternak. Pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan hewan ternak dilakukan dengan mengeringkan limbah tersebut di bawah sinar matahari selama 3-4 hari. Pemanfaatan limbah pertanian sebagai sumber makanan ternak juga dapat dilakukan melalui proses fermentasi. Proses fermentasi mampu meningkatkan kandungan nutrisi pakan ternak. Fermentasi dapat dilakukan melalui penggunaan mikroorganisme penghasil enzim yang akan memecah serat kasar serta meningkatkan kandungan proteinnya.
Limbah Pertanian sebagai Bahan Kerajinan
Berbagai hasil limbah pertanian dapat dimanfaatkan sebagai sebagai bahan pembuat kerajinan. Salah satu bahan yang dapat diolah untuk kerajinan adalah batang pisang. Batang pisang dapat dijadikan kertas melalui beberapa tahapan. Pertama, memotong batang pisang menjadi bagian-bagian kecil dengan ukuran sekitar 25 cm. Kemudian, jemur potongan tersebut di bawah sinar matahari hingga kering. Lalu remus potongan batang pisang hingga menjadi lunak dengan menambahkan formalin atau kostik soda untuk menghilangkan getah dan mempercepat pelunakan batang pisang. Setelah batang pisang menjadi lunak, bersihkan dan blender hingga menjadi bubur. Bentuk atau cetak bahan tersebut menjadi lembaran kertas dan jemur hingga lembaran kertas tersebut mengering.
Limbah Pertanian sebagai Produk Budidaya
Onggok merupakan salah satu limbah pertanian dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengolahan produk budidaya. Onggok berasal dari hasil pengolahan singkong menjadi tapioka. Onggok menjadi salah satu limbah pertanian yang memiliki kadar pencemaran yang tinggi. Onggok membutuhkan oksigen yang cukup besar untuk proses perombakannya sehingga jika langsung dibuang begitu saja akan mengambil cadangan oksigen di area pembuangannya. Hal tersebut akan menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem serta bau busuk yang mencemarkan lingkungan. Untuk menghindari pencemaran lingkungan lingkungan tersebut, onggok perlu dimanfaatkan dengan optimal. Salah satu bentuk pemanfaatan onggok, yaitu digunakan sebagai pengganti jerami untuk budidaya jamur merang. Dalam budidaya jamur merang, dilakukan proses pengomposan yang memerlukan kelembapan, sumber nitrogen, dan sumber mikroorganisme perombak selulosa. Proses ini akan menurunkan kadar bahan organik yang terkandung dalam onggok sehingga jika dibuang, tidak lagi memerlukan banyak oksigen dalam proses perombakannya.
Limbah Pertanian sebagai Pakan Ternak
Limbah pertanian, seperti jerami padi, jerami jagung, jerami kedelai, pucuk ubi kayu, jerami ubi jalar, serta jerami kacang tanah, dapat dimanfaatkan menjadi sumber makanan hewan ternak. Pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan hewan ternak dilakukan dengan mengeringkan limbah tersebut di bawah sinar matahari selama 3-4 hari. Pemanfaatan limbah pertanian sebagai sumber makanan ternak juga dapat dilakukan melalui proses fermentasi. Proses fermentasi mampu meningkatkan kandungan nutrisi pakan ternak. Fermentasi dapat dilakukan melalui penggunaan mikroorganisme penghasil enzim yang akan memecah serat kasar serta meningkatkan kandungan proteinnya.